Residu pestisida kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh kita dan dapat membahayakan kesehatan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan aktif yang bersifat racun dari pestisida kimia tidak terbuang ke luar tubuh, tetapi akan terakumulasi di dalam jaringan dan dapat memicu timbulnya kangker, penurunan kesuburan, gangguan fungsi syaraf, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
Beras dan sayuran sebagai bahan pangan utama yang kita konsumsi setiap hari sangat berpotensi mengandung residu pestisida berbahaya. Sebab menurut hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar beras yang dihasilkan dari jalur Pantura - Jawa Barat telah tercemar 5 jenis residu insektisida berbahaya, yaitu Klorporifos , Lindan, Endosulfan, BPMC, dan Karbofuran dengan residu yang telah melebihi batas aman.
Siapkah Anda mempertaruhkan kesehatan Anda setelah mengetahui fakta-fakta tersebut? Kita masih mempunyai banyak pilihan untuk menuju gaya hidup sehat. Diantaranya dengan memulai mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan bebas residu pestisida berbahaya.
Kamis, 30 April 2009
Mari Hidup Sehat
Beras Organik
PROMO DISKON 10% Diabetes HSO, Diet HSO, Merah HSO. Beras organik adalah beras yang ditanam di tanah yang ramah llingkungan,100% tidak menggunakan pestisida kimia.
Sayur Organik
Sayur organik ditanam di tanah yang ramah lingkungan,100% tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia.
Buah Organik
Dipesan khusus dari daerah pengasil buah buahan lokal organik
BALIKPAPAN - Di ajang Pameran Investasi Hijau dan Lokakarya yang digelar mulai Kamis (23/4) hingga -Minggu (26/4) di Sport and Convention Center (gedung Dome), Balikpapan, British Council (BC) getol melakukan serangkaian kegiatan promosi yang menarik, mulai dari menghadirkan pembicara, membuka gerai pameran dengan kegiatan yang menarik, hingga pemutaran film yang bertema lingkungan.
Christopher Palmer, Director Learning Learning Creativity Climate Security di BC yang ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar bertema Corporate Social Responsibility (CSR) dan Agenda 21mengatakan, "Kalimantan adalah salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai banyak hutan. Untuk pengembangan pertanian, banyak hutan yang ditebang. Ketertarikan utama terhadap Kalimantan lebih diutamakan untuk mengembangkan pertanian yang tetap memperhatikan lingkungan dan perubahan iklim."
Selain itu, menurutnya, selama ini masih sedikit orang Kalimantan yang terlibat dalam kegiatan atau program lingkungan yang di gelar BC. "Kita sudah mempunyai banyak orang dari Jawa, beberapa dari Sumatera, namun dari Kalimantan hanya terbatas satu atau dua orang saja. Jadi, melalui kegiatan seperti ini kami ingin lebih banyak lagi orang Kalimantan yang tampil," tambahnya.
Yang cukup menggembirakan baginya adalah keterlibatan beberapa sekolah dalam School Climate Challenge. "Kami ingin membantu orang muda. Karena nantinya di masa depan, mereka inilah yang nantinya akan mewarisi dunia ini. Sekarang ini, orang boleh bilang apa saja yang mereka suka. Tapi, 40 tahun lagi, semuanya ada di tangan anak-anak muda. Mereka inilah yang akan membayar seluruh keruwetan yang kita tinggalkan. Yang penting mereka mau melakukan sesuatu yang positif, kita akan mendukung," tegasnya.
Saat ini sudah banyak proyek dan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan. "Suara anak muda harus didengar," katanya. Lantas adakah program lebih lanjut di masa depan yang akan dikembangkan BC di Kalimantan Timur? "Ya. Kami mempunyai beberapa rencana. Kami juga merencanakan untuk membuat workshop di Kalimantan Timur tapi di luar Balikpapan. Atau juga menggelar training. Permasalahan yang dihadapi adalah masalah akses ke Kalimatan Timur karena ada beberapa masalah," katanya.
Menurutnya, seharusnya lebih mudah untuk terbang langsung dari Malaysia, Singapura, atau mungkin Filipina secara langsung. "Tapi, hal tersebut masih bisa diatasi karena bisa terbang ke Balikpapan dari Jakarta. Yah seperti kita ada di Jakarta dan punya program juga di Bogor," katanya.
Christopher Palmer, Director Learning Learning Creativity Climate Security di BC yang ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar bertema Corporate Social Responsibility (CSR) dan Agenda 21mengatakan, "Kalimantan adalah salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai banyak hutan. Untuk pengembangan pertanian, banyak hutan yang ditebang. Ketertarikan utama terhadap Kalimantan lebih diutamakan untuk mengembangkan pertanian yang tetap memperhatikan lingkungan dan perubahan iklim."
Selain itu, menurutnya, selama ini masih sedikit orang Kalimantan yang terlibat dalam kegiatan atau program lingkungan yang di gelar BC. "Kita sudah mempunyai banyak orang dari Jawa, beberapa dari Sumatera, namun dari Kalimantan hanya terbatas satu atau dua orang saja. Jadi, melalui kegiatan seperti ini kami ingin lebih banyak lagi orang Kalimantan yang tampil," tambahnya.
Yang cukup menggembirakan baginya adalah keterlibatan beberapa sekolah dalam School Climate Challenge. "Kami ingin membantu orang muda. Karena nantinya di masa depan, mereka inilah yang nantinya akan mewarisi dunia ini. Sekarang ini, orang boleh bilang apa saja yang mereka suka. Tapi, 40 tahun lagi, semuanya ada di tangan anak-anak muda. Mereka inilah yang akan membayar seluruh keruwetan yang kita tinggalkan. Yang penting mereka mau melakukan sesuatu yang positif, kita akan mendukung," tegasnya.
Saat ini sudah banyak proyek dan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan. "Suara anak muda harus didengar," katanya. Lantas adakah program lebih lanjut di masa depan yang akan dikembangkan BC di Kalimantan Timur? "Ya. Kami mempunyai beberapa rencana. Kami juga merencanakan untuk membuat workshop di Kalimantan Timur tapi di luar Balikpapan. Atau juga menggelar training. Permasalahan yang dihadapi adalah masalah akses ke Kalimatan Timur karena ada beberapa masalah," katanya.
Menurutnya, seharusnya lebih mudah untuk terbang langsung dari Malaysia, Singapura, atau mungkin Filipina secara langsung. "Tapi, hal tersebut masih bisa diatasi karena bisa terbang ke Balikpapan dari Jakarta. Yah seperti kita ada di Jakarta dan punya program juga di Bogor," katanya.
Kamis, 02 April 2009
Organik Output
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik. Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO= genetically modified organism).
- Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintesis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan adiatif sintesis dalam makanan ternak.
Langganan:
Postingan (Atom)